BPBD Provinsi Jatim Wujudkan Penguatan Pesantren Tangguh Bencana (Pestana), Pesantren di Pacitan Masuk Fokus Perhatian 2026

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Rabu, Desember 24, 2025

GrinduluFM Pacitan - Jawa Timur dikenal sebagai gudangnya pondok pesantren yang tersebar di 38 Kabupaten/kota. Dari jumlah pondok pesantren tersebut beberapa diantaranya berada di Kabupaten Pacitan.

Dalam kaitan itulah, Pemprov Jatim bersama BPBD Jatim, meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan untuk segera lakukan kajian mana saja pesantren yang akan dijadikan titik Pesantren Tangguh Bencana (Pestana).

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim, Gatot Gatot Soebroto, mengatakan ada program yang sudah disepakati dengan DPRD Provinsi adalah penguatan ke pesantren.

Pestana Ini sudah di putuskan melalui SK Gubernur sehingga sudah disetujui anggota DPRD Provinsi untuk penguatan pestana tersebut, insaallah sudah dilakukan tapi secara masiv akan dilakukan tahun depan 2026.

“Insyallah sudah dilakukan tapi secara masiv akan dilakukan tahun depan di 2026 untuk pembentukan pesantren tangguh bencana (pestana). Khusus letak pesantren yang berada di daerah paling rawan itu yang kita utamakan,” ujar Gatot Subroto Kalaksa BPBD Provinsi Jatim saat dampingi kunker Gubernur Khofifah di Pacitan, Senin (22/12/2025).

Hasil kajian yang dilakukan BPBD Pacitan akan dijadikan acuan mana yang didahulukan dalam pembentukan pestana tersebut.

Pacitan memiliki potensi dna kejadian bencana lebih banyak karena itu Kalaksa BPBD Provinsi Jatim Gatot Subroto menekankan perlunya peningkatan kapasita kebencanaan di lingkungan pondok pesantren salah satunya di Pacitan ditahun depan.

“Sarana pendidikan berbasis pesantren pun kini juga menjadi fokus perhatian Pemprov Jatim. Salah satunya, melalui program Pesantren Tangguh Bencana (Pestana),”jelasnya.

Selain pengenalan potensi bencana dan strategi penanganannya, pelatihan yang digelar sebagai tindaklanjut lahirnya Keputusan Gubernur Jatim tentang Tim Pesantren Tangguh Bencana (Pestana) Prov. Jatim ini juga ditandai dengan simulasi evakuasi bencana tsunami, gempa bumi dan pemadaman kebakaran.

“Pacitan Fokus utamanya tsunami karena pacitan itu rendah. Tapi antisipasi yang lain tetap harus di perhatikan jangan diabaikan, potensi longsor, banjir sehingga dari provinisi ada perioritas kesini,”imbuhnya.

Seperti rambu evakuasi pemasangan ews, termasuk kekeringan BPBD Provinsi Jatim mencoba untuk menangani dan ini juga jadi perioritas gubernur untuk selalu antisipasi potensi yang bisa berdampak pada masyarakat, cara berikan edukasi dan melakukan sosialisasi kelapangan bagi anak –anak sekolah, kelengkapan sarpras penunjang yang belum dipasang rambu segera dipasang rambu, tanggul yang rusak segera diusulkan untuk perbaikan untuk menjadi perhatian pemerintah dan yang terpenting ketangguhan masyarakatnya.

Perlu dibuat destana daerah yang potensi ancaman nya besar juga siapkan sarpras di destana, termasuk dapur umum jangan sampai menunggu bantuan dari pusat sehingga desa dituntut harus siap.

“Daerah yang punya potensi bencana ancaman akan kita jadikan perioritas penanganan, memang dijatim itukan luas kabupaten/kota, kami juga harus membagi di semua kabupaten yang ada di jatim tidak hanya pacitan, nanti kita gilir,”terangnya.

Menghadapi bencana memang sangat diperlukan kesadaran masyarakat untuk selalu meningkatkan kapasitas dirinya dengan cara mengikuti perkembangan kondisi terkini terkait cuaca melalui link resmi BMKG dan BPBD.

“Masyarakat wajib ikuti pelatihan peningkatan kapasitas baik itu dari destana maupun relawan, karena itu akan sedikit jadi penolong saat terjadi bencana, termasuk TAS siaga. Dan intens koordinasi dengan perangkat lingkungan setempat dan terpenting lagi manfaatkan sebaik mungkin Golden Time yang sangat singkat.

“Hal ini jadi bagian masyarakat mendukung lingkungan dan tetap selamat,”pungkasnya.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 13.14
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03