Miris! Kasus Sayat Tangan Bermunculan di Pacitan, Sebulan Tujuh Remaja Putri Ditangani Psikolog

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Senin, Oktober 30, 2023

GrinduluFM Pacitan - Sedih dan prihatin, kata itulah yang pertama kali bakal terucap dari para orang tua dengan semakin banyaknya bermunculan kasus menyakiti diri sendiri di wilayah Kabupaten Pacitan akhir akhir ini.

Mereka menyayat tangannya dengan benda benda tajam. Sayatan dilakukan berulang ulang. Lengan tangan menjadi sasaran empuk mereka untuk membuat “barcode” membahayakan jaringan tubuh tersebut.

foto: ilustrasi
“kasusnya banyak. Kalau yang datang ke saya itu banyak, nggak cuma trauma atau depresi mboten. Memang remaja putrid ini cari perhtaian dari orang tua, dari teman sekitar sekolah ada juga yang karena pacar dan sekedar ikut ikutan temannya itu juga ada.”kata Ni Made Diyah Rinawardani Psikolog Klinis di Pacitan.

Dari jumlah kasus menyayat tangan pada perempuan di wilayah pacitan ungkap Ni Made seperti fenomena puncak gunung es. Jumlah kasus yang terjadi sebenarmya jauh lebih tinggi dari pada yang dibawa ke kliniknya.

Foto: Ni Made Diyah Rinawardani Psikolog Klinis di Pacitan
“Akhir akhir ini jadi trend di sekolah, bahayanya disitu. Gak ada niat bunuh diri mereka mboten. Ketika dia merasa bisa menyakiti diri sendiri itu kayak bentuk pelampiasan.kayak gitu gitu.”ungkapnya.

Dari sekian kasus menyakiti diri sendiri tersebut lebih banyak dilakukan perempuan dibanding laki laki.Mengapa? tentu ada banyak alasan.

”Perempuan itu lebih banyak menggunakan perasaan, jadi rata rata perempuan lebih sensitive dan mudah dimasukin dihati..bisa jadi begitu.”lanjutnya.

Berkaca dari sekian yang ditangani psikolog klinis Ni Made, anak anak yang melakukan self harm memang memiliki kesehatan mental yang rendah, iamudah sekali kena trigger dan tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri.

“Ini kompleks masalahnya ada yang putus dengan pacar, merasa insecure karena tidak merasa cantik, tidak punya teman, korban bullying dan rata rata kurang mendapat perhatian dari orang tua.”ujarnya.

Mereka ini rata rata remaja putri dibangku sekolah menengah pertama dan menengah atas.

“Aduh itu ada yang lengan tangannya sampek gak ada tempat lagi untuk di sayat.”ini fakta lo di pacitan berdasar yang datang konsultasi ke saya.”terangnya.

Fakta bermunculannya kasus menyakiti diri sendiri atau self harm dengan menyayat tangan terbanyak dilakukan usia remaja dan dewasa muda akhir akhir ini harus mendapat perhatian serius dari semua pihak. Terutama bagi dunia sekolah di pacitan. Karena sekolah itu tempat yang dianggap Ni Made rawan sekali terjadinya bullying.

Fenomena ini perlu dapat perhatian dari sekolah, guru harus lebih peduli pada murid muridnya. Apalagi sekarang ini rata rata pembullyan terjadi di sekolah.

Hebohnya kasus menyakiti diri sendiri dengan benda benda tajam belakangan ini di usia masih sekolah merupakan hal penting mengingat banyak yang masih merasa malu atau enggan untuk mengungkapkan masalah gangguan mental mereka. Dan mereka yang melakukan self harm ini lebih banyak kost dari pada berkumpul dengan orang tuanya.

“Kita harus mencari bantuan profesional terkait kasus menyakiti diri sendiri ini, jangan sampai menjadi tren di kalangan remaja. Ini membahayakan karena dapat mengakibatkan rusaknya jaringan tubuh. Jika sudah ada yang membuat barcode itu diminta untuk segera datang ke psikolog.”tutupnya.

Reporter/Penulis:Asri

Blog, Updated at: 15.36
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03