Kepala Kementerian Agama Kabupaten Pacitan, Bahruddin, sebut kebutuhan satu sekolah lebih dari satu guru PAI tentu kondisi ini belum imbang.
Sekolah SD/SDLB sebanyak 411 lembaga dengan jumlah siswa capai 31121 dengan jumlah guru Pendidikan Agama sebanyak 411 orang.
Lembaga sekolah SMP sebanyak 77 lembaga dengan jumlah siswa sebanyak 14994 jumlah guru Pendidikan Agama 90 orang. SMA 10 lembaga sekolah dengan jumlah siswa 4182, guru pendidikan agama islamnya hanya 21 orang.
Lembaga sekolah SMK ada 41 dengan jumlah siswa 15980, hanya ada 51 guru pendidikan agama islam.
“Dari 852 lembaga sekolah dengan total jumlah siswa 73395, guru pendidikan agama islam hanya ada 590 orang. Ini jauh dari ideal,”lanjutnya.
Kepala Kemenag Pacitan, Bahruddin juga menyebutkan, sampai saat ini jumlah lembaga Taman Pendidikan Quran (TPQ) di Pacitan mengalami penambahan dari 358 TPQ pada tahun 2023 dan 2024 meningkat menjadi 359 ditahun 2025.
“Saya berharap kekurangan guru PAI di sekolah tidak bisa dijadikan alasan untuk tidak berkualitasnya pendidikan agama di Pacitan,”imbaunya.
Kualitas Guru PAI memang sangat dibutuhkan, mengingat ancaman modernisasi yang bisa menggerus moral anak bangsa sangatlah nyata. Belum lagi penyebaran paham radikalisme, mulai mengkhawatirkan.
Tidak berlebihan kemudian Dr. Mukodi, M.SI. Dosen STKIP Pacitan mengkhawatirkan program full day school yang telah diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) beberapa tahun terakhir ini akan berdampak pada kurangnya asupan agama bagi anak-anak. Sebab selama ini, sejumlah anak mengaji pada sore hari.
Mukhodi menyebutkan, program tersebut mungkin bisa diterapkan tapi pada tahap remaja, karena, remaja umumnya telah menyelesaikan pendidikan dasar yang paling penting.
“Sepertinya perlu dikaji ulang sekolah sehari penuh itu. Bukan sistemnya, namun waktunya yang jadi masalah. anak–anak TK dan SD itu identik selama ini kalau sore hari mengaji, dengan rasa lelah sudah full day school akan membuat anak ogah-ogahan ke madrasah diniyah, begitupun dalam menyerap ilmu akan terasa lamban. Hal itu khawatir saya bahaya sekali dampaknya bagi asupan moral agama anak-anak di Pacitan,” sebut Mukhodi dalam Forum Konsultasi Publik Kemenag, Kamis (13/11/2025).
Reporter:Asri

