Penggunaan HP Tidak Terkontrol, Kasus Kekerasan Seksual dan Kecanduan Seks Anak Dibawah Umur Memprihatinkan

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Sabtu, Oktober 04, 2025

GrinduluFM Pacitan - Tidak boleh dianggap kasus sepele. Ini fakta “fenomena gunung es” yang akhir-akhir ini harus dapat perhatian lebih serius. Gegara penggunaan hand phone (HP) yang tidak terkontrol sejumlah anak-anak usia dibawah umur terpaksa dibawa ke ahli psikolog dengan keluhan kecanduan seks. Tidak sedikit pula anak-anak kena gangguan mentalnya karena kecanduan hp.

Data Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPKB-PPPA) mencatat sedikitnya 38 kasus kenakalan anak sejak Januari hingga September 2025, atau naik seratus persen dibandingkan tahun 2024 yang hanya 17 kasus. Ini baru data yang dilaporkan, kenungkinan besar kasus yang tidak dilaporkan bisa jadi lebih banyak.

Ironi memang, Pacitan kota layak anak yang payung hukumnyapun sudah disahkan sebulan lalu oleh legislatip dan eksekutip ternyata tak sepenuhya aman, ada banyak kekhawatiran. Kasus dugaam pelecehan terhadap siswa yang dilakukan seorang guru, mengemuka beberapa pekan setelah pacitan mengesahkan Perda kota layak anak. Selain itu adanya kasus orang tua kandung mencabuli anak sendir di Kebonagung sejak di sekolah dasar (SD), kasus terbaru juga terjadi di Kecamatan Bandar, di mana seorang siswi SMP hamil hingga melahirkan disekolahan dijam pelajaran olah raga. NiMade Diyah Rinawardani, S.Psi., M.Psi. Psikolog Klinis di Kabupaten Pacitan, mengungkapkan, kasus kenakalan remaja di Pacitan yang ditanganinya terbanyak karena penggunaan hp yang tidak terkontrol dan trauma pertengkaran atau perceraian orang tua.

Kasus-kasus banyak yang terjadi pada usia anak di Pacitan saat ini kekerasan seksual, pelecehan dari anak-anak memang dampak dari pemakaian hp yang tidak terkontrol.

“Kita nggak bisa nyalahin hand phone. Kenapa anak ini memilih akses seperti itu karena anak ini tidak mempunyai kemampuan memahani kondisi tubuhnya, kasus yang saya tangani usia remaja awal kemungkinan kebingungan memperlakukan tubuhnya ketika dia mengakses hp yang didapat justru untuk usia dewasa akhirnya pacaran berlebihan atau bersentuh fisik,”ungkapnya.

Trauma perceraian yang dialami anak itu biasanya pengasuhan orang tua yang di dasari dengan rasa amarah jadi misal ortu egois perceraiannya tidak baik-baik saja dalam artian saling menjelekan satu sama lain sehingga anak bingung yang mau dipilih siapa diantara kedua orang tuanya.

Anak kecanduan hp itu awalnya menjadikan hp sebagai pelarian karena perhatian orang tua yang berkurang.

“Yang datang ke saya, kasus-kasus dominan yaitu hp efeknya, kesana,”tutupnya.

Reporter: Asri

Blog, Updated at: 14.05
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03