Setelah dilakukan uji laboratorium di Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates Jogyakarta menunjukan sampel tanah dari lingkungan kandang, positif mengandung spora Bacillus anthracis.
Suka tidak suka, pacitan memang merupakan daerah yang perlu waspada akan penyakit anthraks.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso membenarkan adanya hasil uji laboratorium BBVet tersebut.
“Ya, kalau sampel hewannya negatif, tapi spora dari tanah lingkungan ternak positif anthraks,”ungkapnya.
Spora itu bersumber dari bakteri Bacillus anthracis pada hewan ternak yang kemungkinan pernah dikubur didekat lingkungan kandang.
“Saya meminta tanah lingkungan kandang harus di cor biar tidak tumbuh rumput, karena kalau rumput yang didalam tanah itu ada spora anthraks bisa dimakan ternak dan bisa tertular kembali. Spora anthraks itukan bertahan hidup sampai puluhan tahun bahkan ratusan tahun,”ujarnya.
Menurut Sugeng Santoso, kembalinya penyakit anthrax di Pacitan dipicu oleh spora dari lingkungan ternak, Selasa (28/10/2025).
Jangan dianggap remeh, Pacitan memiliki sejumlah riwayat penularan penyakit zoonosis.
Sugeng Santoso melanjutkan, hewan yang terjangkit bakteri anthrax mudah mati jika diberi antibiotik, antiseptik, atau desinfektan. Virus itu juga mati jika terkena suhu lebih dari 54 derajat Celcius selama 30 menit.
“Setelah mendapat laporan ternak mati, kita langsung gerak lakukan antisipasi penyemprotan disinfektan, pemberian vitamin ke ternak juga gerak edukasi ke warga apabila ada kematian ternak segera dilaporkan juga,”imbuhnya.
  
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan sekarang gerak lakukan vakisnasi dengan menurunkan petugas kesehatan hewan ke seluruh wilayah Kecamatan.
“Kita dapat jatah alokasi vaksin anthraks 30 ribu dosis yang harus dan wajib dilakukan rutin setiap tahun,”pungkasnya.
Reporter: Asri


 

 03
03 
     
 
 
 
 
 
