Ia menyampaikan bahwa anak-anak merupakan kelompok yang paling rentan terhadap penyakit ini. Hal itu karena sistem imun mereka belum berkembang sempurna dan belum memiliki kekebalan terhadap berbagai virus.
Kepadatan penghuni diruang tertutup (kelas, asrama, pondok pesantren) yang mempercepat penularan lewat droplet dan udara.
“Penyebab utama meningkatnya kasus flu, khususnya pada anak-anak, adalah virus influenza,”ujarnya.
Kurangnya ventilasi dan sinar matahri diruangan, kelelahan, kurang tidur, dan stress belajar yang menurunkan imunitas anak.
Pencegahannya menurut dr Daru, ventilasi ruangan harus cukup. Buka jendela pagi-siang agar sirkulasi udara baik.
“Batasi kontak erat dengan yang sedang demam atau batuk,”jelasnya.
Gunakan masker, terutama di ruang tertutup. Cuci tangan rutin dengan sabun atau hand sanitier. Perbanyak minum air putih, makan bergizi, dan cukup istirahat.
“Disinfeksi barang bersama (meja, gagang pintu, sajadah, alat makan), Bila ada yang sakit, isolasi sementara dan pantau suhu serta gejala harian,”lanjutnya.
Bila demam lebih dari tiga hari atau disertai gejala berat segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Ketika suhu berubah drastis, tubuh memerlukan lebih banyak energi dan nutrisi untuk beradaptasi, sehingga rentan terhadap infeksi virus.
“Anak-anak sering kali berada di lingkungan yang padat, seperti sekolah pondok pesantren, sehingga mereka lebih rentan terpapar virus dan bakteri,” ujarnya.
Untuk menjaga kesehatan di tengah cuaca ekstrem dan penyebaran penyakit yang meningkat, dr Daru Mustiko Aji mengimbau masyarakat agar menjalankan gaya hidup sehat dan disiplin dalam protokol kesehatan. Warga masyarakat Pacitan dengan cuaca panas terik tiba-tiba hujan, dianjurkan konsumsi makanan bergizi, berolahraga teratur, tidur cukup, dan segera berobat jika merasa sakit.
“Jangan meremehkan gejala ringan, dan tetap konsisten melaksanakan protokol kesehatan,”imbaunya.
Reporter:Asri

