Hingga Oktober 2025, Ada 973 Warga di Pacitan Alami ODGJ

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Rabu, Oktober 22, 2025

GrinduluFM Pacitan - Sebanyak 973 warga Pacitan disebut mengalami gangguan jiwa, mulai dari ringan sedang hingga berat. Dari jumlah tersebut tidak ada lagi yang di pasung.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, dr Daru Mustiko Aji mengatakan, angka kasus Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Pacitan dalam setahun sebanyak 973 orang dinilai masih tergolong tinggi. Kondisi ini menjadi perhatian bersama.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan, menyebutkan, setiap Puskesmas di Pacitan masih punya pasien ODGJ (orang dengan gangguang jiwa).

“Januari hiingga Oktober 2025, masih ada 973 ODGJ sesuai catatan dinas kesehatan. Mereka ada yang di rujuk ke Rumah Sakit Jiwa, ada juga yang dikunjungi dirumah oleh petugas Puskesmas,”ujar dr Daru.

Penyebab utama orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) bersifat komplek dan multifaktoral.

Tapi merujuk beberapa faktor yang mempunyai pengaruh besar antara lain, faktor tekanan ekonomi maupun sosial, faktor genetic, faktor trauma.

Pemerintah Kabupaten Pacitan meluncurkan program pencanangan Eliminasi Pasung untuk memberikan layanan yang layak ke Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Eliminasi Pasung ini bertujuan agar tidak ada lagi masyarakat yang mengalami pemasungan. Menurutnya, ada 973 ODGJ di Pacitan dan diantaranya ada yang menderita gejala kejiwaan berat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan itu menjelaskan, peran keluarga dan masyarakat sangat dibutuhkan dalam mendukung pemulihan ODGJ.

Selama ini upaya Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan juga telah memberikan ruang pengobatan kepada penderita ODGJ di sejumlah Puskesmas. Fasilitas diberikan, baik psikoterapi dan juga kunjungan rutin petugas kesehatan ke masing-masing rumah ODGJ.Yang terpenting kata dr Daru, mereka yang terindikasi terkena ODGJ harus cepat-cepat diobati.

“Kepada semua pihak untuk memberikan rasa empati kepada para ODGJ. Jangan dikucilkan ataupun dibully. Tapi dekati mereka, sentuh dengan hati, dan berikan apa yang menjadi kebutuhan mereka. Karena jika dirawat, para ODGJ ini masih ada harapan untuk sembuh,”punkas dr Daru.

Kesempatan berbeda, dr.Endang Soekartiningsih SPKJ RSUD dr. Darsono Pacitan, mengatakan, di Puskesmas Pacitan sekarang programnya juga bagus terkait deteksi dini yang sudah jalan. Mungkin banyaknya kasus orang dengan masalah kejiwaan di pacitan karena banyak yang terdeteksi jadi bisa dibantu secara dini pula.

Gangguan jiwa bagai fenomena gunung es menggambarkan situasi di mana sebagian besar masalah tidak nampak, tidak di laporkan atau tersembunyi dari pandangan hanya ”puncak gunung es” saja dari masalah ini yang diketahui.

“Gangguan jiwa ini kan fenomena “gunug es” ya. Jadi yang muncul di permukaan itukan hanya pucuknya padahal yang di bawahnya ini banyak sebenarnya,”ungkapnya.

Suka tidak suka kasus orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) terus meningkat di Kabupaten Pacitan. Januari hingga Oktober 2025 ini saja mencapai 3048 orang, sesuai jumlah kunjungan ke Poli Jiwa RSUD dr Darsono Pacitan.

“ODMK belum tentu sakit jiwa, tetapi memiliki potensi untuk menjadi sakit jiwa jika tidak mendapatkan bantuan atau penanganan yang tepat,”terang dr.Endang Soekartiningsih SPKJ RSUD dr Darsono Pacitan.

Reporter: Asri

Blog, Updated at: 09.19
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03