Bahkan jumlah perokok anak makin banyak di Pacitan. Selain itu, usia anak yang mulai pertama kali merokok juga kian muda. Hal ini terungkap pada acara “Diagnosis Cerdas Berani Kreatif” yang dihadiri seluruh ketua OSIS SMA,SMK, MAN dan Sekolah Rakyat se-Kabupaten Pacitan di Gedung Bhayangkara Polres Pacitan, Rabu (29/10/2025).
“Ironisnya lagi, ditemukan anak sudah mulai merokok sejak kelas 4 SD. Kini anak tersebut kehilangan seluruh giginya karena rusak akibat asap rokok,”ujar Ambar salah satu pemberi materi acara “diagnosa”.
Kondisi fakta tersebut, membuat Kepolisian Resort Pacitan gerak tegas masif antisipasi dan pencegahan melalui sosialisasi ke seluruh anak-anak di Kabupaten Pacitan.
Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyampaikan pada pembukaan acara, fokus saat ini melindungi anak dan remaja dengan cara hidup sehat tanpa asap rokok, karena tren jumlah perokok diusia anak-anak sebagai perokok pemula ataupun candu.
“Rokok sudah ancam anak di Pacitan, jangan tunggu parah. Sejumlah anak di Pacitan terancam kesehatannya karena konsumsi rokok sejak usia dini,”ujar Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar, Rabu (29/10/2025).
“Saat kegiatan cek kesehatan gratis di salah satu sekolah menengah atas di Pacitan, itu ditemukan 50 presen anak sekolah usia dibawah umur ini merokok. Makanya materi bahaya rokok ini bener-bener disebarkan ke seluruh siswa,”lanjutnya.
Tidak hanya itu saja, Anita Fika juga menyinggung pentingnya kesehatan reproduksi untuk dijaga. Pasalnya, kejadian kehamilan di usia remaja terus ditemukan kasusnya di Pacitan, meski sudah berusaha luar biasa melakukan antisipasi melalui sosialisasi.
“Kami sudah gencar sosialisasi tapi ternyata masih ada kasus. Jadi untuk ini kita tidak boleh lelah harus memberikan edukasi yang terus menerus kepada terutama anak anak remaja agar paham pentingnya kesehatan reproduksi,”jelasnya.
Setelah anak paham tentang kesehatan reproduksi mereka akan lebih menjaganya sehingga tidak terjadi kehamilan yang tidak di inginkan, tidak ada konflik diluar nikah dan kasus-kasus seksual menular seperti HIV/AIDS pun harapannnya tidak ada.
“Tidak bisa dianggap sepele di Pacitan saat ini persoalan penyakit seksual menular terutama HIV/AIDS, karena kasus hiv di Pacitan itu sudah ditemukan di usia remaja,”lanjutnya.
Fakta, jumlah perokok diusia remaja di Kabupaten Pacitan terus meningkat. Jika dibiarkan kondisi ini membahayakan. Bahkan bukan hanya remaja laki-laki saja akan tetapi remaja perempuan juga mulai ikutan merokok elektronik (vape). Padahal bahaya asap rokok berpengaruh pada kesehatan janin.
Kalau di biarkan dari candu merokok, asapnya bisa berdampak jangka panjang munculnya penyakit degeneratif ujungnya mudah muncul hipertensi, stroke di usia muda.
Tidak hanya instansi, lembaga sekolah, dan pemerintah saja yang harus peduli dengan perubahan perilaku remaja tersebut akan tetapi perlu kerjasama sinergi dari orang tua juga.
“Kesehatan reproduksi harus nya dikenalkan lebih awal setelah usia baligh, menstruasi bagi perempuan dan laki-laki bila sudah mimpi basah. Mereka harus paham karena perubahan itu maka ada dorongan bagaimana dan dengan siapa harus berteman,”imbuhnya.
Untuk diketahui, dalam acara yang diinisiasi Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar tersebut mengambil tema “Mengenal Potensi, Meraih Prestasi” membahas Akhlakul kharimah menjadi generasi berakhlak mulia, go green aksi nyata menjaga lingkungan, bahaya merokok dan narkoba, dampak perundungan, stop bulyying, ciptakan lingkungan aman dan nyaman, larangan seks bebas.
Materi lain tertib ber lalulintas, kenakalan remaja, hindari perbuatan negatif ukir prestasi positif.
Acara “Dignosis” remaja se Kabupaten Pacitan di Gedung Bhayangkara, Rabu 29 Oktober 2025, dimulai dari jam 08 pagi hingga 16.00 WIB tersebut di siarkan live di youtube Polres Pacitan.
Reporter:Asri



 

 03
03 
     
 
 
 
 
 
