Kapolres Pacitan AKBP Ayub Diponegoro Azhar menyampaikan semua aturan wajib ditaati terutama disiplin berlalu lintas oleh pelajar yang separuh waktunya berada di lingkungan sekolah.
“Saya smapaikan ini kenapa, karena kita sedang laksanakan Opeasi Patuh Semeru 2025, kegiatan tersebut berlangsung dari 14 Juli hingga 27 Juli dimana beberapa sasarannya berkaitan spesifikasi kendaraan bermotor kendaran yg mungkin sering gunakan knalpot bronk itu akan kami tindak bapak ibu kemudian yang tidak mempunyai surat ijin mengemudi tidak ada stnk tdk gunakan helm sabuk pengaman dan sasaran lainnya yang ditetapkan,”jelasnya.
Hal itu akan menjadi permasalahan dikemudian hari yang jika tidak diantisipasi. Karena berdasar data kecelakaan lalu lintas dan pelanggar lalu lintas di Pacitan adalah usia produktif sekitar usia 15 hingga 20 tahun. Itupun 70 persennya menurut data factual korban laka adalah masih dibawah umur.
“Karena itu kedisplinan berlalulintas merupakan hal yang utama dalam rnagka menghidnari rterjadinya angka ekclakaan lalulintas krena keceakaan itu dimulai dari adanya pelanggaran. Nah disini merupakan lingkungan pendidikan yang mana lingkungan pendidikan mengajarkan taat untuk aturan, mengajarkan kedisplinan jangan smapai lingkungan pendidikan justru menjadikan tempat agar adik-adik dibiarkan melanggar aturan tersebut,”tegasnya.
“Kita harus taati aturan yang berlaku pak, anak-anak dikabupaten lain yang belum cukup umur bisa gunakan kendaraan umum, kalaupun tidak bisa lagi bisa difasilitasi yang disiapkan oleh sekolah dan saya yakin kalau kita hitung hitungan secara ekonomi itu justru lebih meringankan adik-adik dibanding menggunakan kendarana sepeda motor,”harap Kapolres Ayub.
Kapolres sekaligus juga mengingatkan bagi pelajar baru yang saat ini ikut MPLS dari berbagai sekolah asal untuk memperhatikan terkait perundungan jangan sampai terjadi di SMKN 2.
“Saya ingatkan pada adik-adik semua berdasar data di pacitan seperti fenomena gunung es. Banyak laporan terkait perundungan dilakukan insyaallah disini di SMK 2 gak ada, termasuk bully atau perundungan kepala sekolah dan guru senior pada guru yunior,”ungkapnya.
Bullying itu sama sekali tidak keren. Kebanyakan dari hasil penelitian orang yang suka bully itu merupakan anak yang kurang kasih sayang dari orang tuanya.
Himbauan untuk tidak mengganti kenalpot yang tidak standar atau knalpot bronk dan melakukan balap liar karena membahayakan jiwa siswa dan siswi dimana para pelaku balap liar adalah dari kalangan pelajar.
“Kedisiplinan berlalu lintas yang utama dalam rangka mengurangi angka kecelakan, karena kecelakaan itu rata-rata dimulai dari pelanggaran,”imbuhnya.
Dimulai dari lingkungan pendidikan karena mengajarkan tata aturan dan kedisplinan jangan sampai sekolah justru menjadi tempat melanggar terbanyak.
Reporter:Asri