Pekerjaan istri sebagai ibu rumah tangga dan juga ikutannya sangat berpotensi timbulkan stres dan depresi sehingga banyak istri hilang rasa pada suami. Cerai dijadikan pilihan terakhir yang dianggap terbaik.

Adapun cerai talak dimana suami yang menginginkan cerai sebanyak 77 perkara dari total perkara diputus sebanyak 410. Sedangkan sisa berjalan sampai hari ini masih sekitar 129 perkara.

Angka tersebut membuktikan istri di Pacitan banyak yang hilang rasa gegara nafkah tak mencukupi lagi dan memilih pindah ke lain hati mencari yang lebih bercuan.

Mengapa perceraian semakin menjadi pilihan para istri di Pacitan, karena kondisi ekonomi keluarga, dimana suami tak lagi berikan istri nafkah sehingga bikin istri hilang rasa pada suami.

Pihak istri kebanyakan menjadikan cerai satu-satunya solusi untuk penyelesaian permasalahan yang dianggapnya terbaik.

“Kebanyakan alasan istri di Pacitan gugat cerai suami itu memang karena ekonomi keluarga yang tak lagi mencukupi sehingga banyak istri yang hilang rasa pada suami,” dibenarkan Nur Habibah Humas Pengadilan Agama Pacitan.

Kasus perceraian selama tiga tahun terakhir di Pacitan merupakan angka yang cukup tinggi. Hal itu tidak boleh dipandang remeh dan biasa biasa saja. Sebab, pemicu ratusan istri di Pacitan gugat suaminya mayoritas adalah permasalahan ekonomi.

Catatan Pengadilan Agama Pacitan selama tiga tahun terakhir dilihat dari jumlah pengajuan cerai tahun 2022 mencapai 1176 perkara.

Pengajuan cerai tahun 2023 sejumlah 1115 perkara. Sedangkan tahun 2024 ini sejak Januari hingga 7 Juni 2024 sebanyak 470 perkara dengan jumlah istri gugat cerai suami terus mendominasi setiap tahunnya.

Dari jumlah pengajuan cerai di Pacitan kebanyakan berprofesi wiraswasta jika dibandingkan Pegawai Negeri Sipil (PNS) karena perjalanan tahun 2024, Aparatur Sipil Negara (ASN) baik itu PNS, PPPK serta TNI/POLRI tercatat hanya 9 perkara yang mengajukan perceraian atau 0,01% dari perkara yang ditangani.

Reporter:Asri