Ingatkan Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Tsunami, TEWS Dibunyikan Rutin Setiap Bulannya

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Desember 28, 2023

GrinduluFM Pacitan - Tiga hari berturut turut 26 27 28 Desember suara sirine TEWS di Cuwik Kelurahan Ploso Pacitan dibunyikan. Bunyi sirine yang terdengar hingga radius 700 meter dari Tower utama tersebut ternyata sedang perbaikan dan pergeseran alat pengaktipan dari kantor BPBD lama ke kantor baru di Jl. Walanda Maramis.

“Dampak dari pergeseran pengaktipan sirine dan perbaikan itu pula selama tiga hari terdengar suara sirine. Meski demikian warga di titik lokasi radius diminta tidak panik. Pada tanggal 28 Desember 2023 BPBD Kabupaten Pacitan melakukan uji coba sirine TEWS tsunami early warning system. Pengecekan fungsi alat system peringatan dini tsunami dari BMKG Balai Besar Wilayah 3 Bali.

Warga yang berada diradius pusat suara diminta tidak panik.”begitulah pemberitahuan tertulis dari BPBD untuk aparat wilayah.

Setiap bulannya Pada tanggal 26 bagi warga masyarakat yang berada di titik lokasi tower atau yang berada di radius pusat suara sirine tidak lagi kaget apalagi panik jika mendengar suara sirine system Peringatan Dini Tsunami Indonesia (TEWS).

Namun bunyi tiga hari berturut turut meski lirih membuat sebagian warga sekitar bertanya tanya.

“TEWS yang berada dilokasi pertigaan Cuwik tersebut akan dibunyikan petugas dari BPBD setiap pukul 10.00 selama kurang lebih 10 menit pada setiap tanggal 26 disetiap bulannya.”kata Radite saat dikonfirmasi 28 Desember 2023.

Menurut Radit Suryo Anggono Sekretaris BPBD Kabupaten Pacitan cek rutin dilakukan untuk memastikan alat monitor gempa bumi dan tsunami tetap terjaga dan menghasilkan data akurat mendukung mitigasi bencana.

Setiap bulan pada tanggal 26 pasti berbunyi sekaligus sebagai peringatan tanda bahwa telah terjadi bencana tsunami di aceh pada tanggal tersebut dan untuk uji system rutin. Bunyi sirine ini terdengar sampai radius 700 meter dari arah tower alarm tsunami Cuwek.

Alat sirine tsunami milik BMKG yang ada di Kabupaten Pacitan tinggal 2 unit yang beroperasi. Satu unit berada di pertigaan Cuwik Kelurahan Ploso dan satu unit lagi berada di Soge Wilayah Timur. Adapun beberapa unit alat deteksi tsunami pelampung dinyatakan tidak lagi berfungsi karena korosi atau perusakan sebab air laut.

Kabupaten Pacitan juga mendapatkan bantuan pemantau gempa yang di pasang di kantor BPBD dan Kantor Bupati di Pendopo Kabupaten.

Mengingat Pacitan mempunyai 27 Desa pesisir, BPBD Pacitan mengupayakan agar ke 27 desa pesisir tersebut dipasang sirine deteksi gempa tsunami karena itu akan lebih bagus. Namun karena minimnya anggaran untuk alat deteksi tersebut, BPBD optimalkan desa pesisir yang banyak dan padat penduduknya.

“Kita punya beberapa alat deteksi gempa dan tsunami pelampung bantuan dari BMKG dan BNPB namun karena kerusakan atau korosi tidak lagi berfungsi sekarang. Tinggal dua unit yang masih berfungsi, yang di cuwik dan soge.”ungkapnya.

Dengan asumsi tsunami tiba selama 20 menit sejak pertama kali gempa terdeteksi maka tersisa waktu untuk proses evakuasi masyarakat selama 15 menit.

Masyarakat harus paham bunyi sirine itu bukan datangnya tsunami karena tsunami tidak sanggup kita kejar kecepatannya 1000 kilometer perjam. Oleh karena itu kita manfaatkan alarm bunyi sirine.

“Masyarakat tetap diminta siap siaga menghadapi gempa dan tsunami yang bisa terjadi kapan saja. Upaya perbaikan alat deteksi juga aktip kita lakukan. Memasuki akhir tahun 2023 dan awal tahun 2024 warga diminta waspada hidrometeorologi.”pungkasnya.

Reporter/Penulis:Asri.

Blog, Updated at: 15.27
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03