Banyak Petani di Pacitan Belum Minat Tanam Tembakau Karena Takut Bayang Bayang Kegagalan

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Jumat, September 08, 2023

GrinduluFM Pacitan -Memang gampang gampang susah tanam tembakau, apalagi kalau ada hujan turun sedikit saja akan cepat merusak daun.

Tidak heran jika kemudian, petani di pacitan lebih memilih menanam holtikultura seperti cabai sayur sayuran dan padi. Mereka tidak mau berspekulasi dengan tanaman lain kecuali padi. Padahal dimusim kemarau seperti saat ini Agustus-September justru tanam tembakau lebih potensi menjanjikan panen sebab tembakau akan lebih baik hasilnya saat tanam musim kemarau. Tanaman tembakau dikenal sebagai tanaman penyelamat petani saat musim kemarau. Saat holtikultura butuh air banyak, tembakau justru akan bagus tanpa adanya banyak air.

Namun tak jarang petani masih ogah ogahan tanam tembakau karena takut bayang bayang kegagalan.

Petani di pacitan itu rata rata lebih suka tanam padi dan holtikultura kebutuhan pokok. Dari 80% petani di pacitan lebih memilih tanam holtikultura kebutuhan pokok.

Sedikitnya minat petani di pacitan untuk tanam tembakau juga mempengaruhi jumlah pasokan. Setiap kali panen, jumlah pasokan tembakau dari pacitan belum bisa memenuhi kuota sesuai permintaan pabrik.

Padahal berapapun hasil panen tembakau dari pacitan selama ini perusahaan siap menerima.

Masih sedikitnya minat petani tanam tembakau di Pacitan dibenarkan Muhtar Yahya Sub Koordinator Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi.

“Tembakau itukan prinsipnya kalau terlalu banyak air mesti banyak penyakit, ada bayang bayang kegagalan itulah membuat petani takut tanam tembakau. Cuaca yang sulit diprediksi itu bikin petani deg deg kan. Apalagi tembakau ini bukan bahan pokok. Tidak dipungkiri mayoritas petani di pacitan itu memilih tanam padi.”katanya.

Jumlah petani tembakau di pacitan juga masih jauh lebih sedikit dibandingkan petani padi, begitupun luasan lahan tembakau juga sedikit sehingga kapasitas produksi panen belum pernah bisa penuhi permintaan pasar. Lanjut Yoyok tanam tembakau itu gampang kalau ada kemauan.

“Padahal perusahaan mitra siap menampung hasil panen tembakau dari pacitan itu berapa saja pokoknya siap menerima asal sesuai standar kualitas. Ya itu masalahnya,petani masih belum paham tembakau itu seperti apa. Rata rata petani yang panen tembakau ini petani yang memang sebelumnya sudah pernah tanam. Kalau petani yang baru kenal tembakau tidak mau spekulasi untung rugi. Padahal tanam tembakau ini kalau sudah dilakoni gampang lho.”lanjutnya.

Muchtar Yahya mengungkapkan tanaman tembakau itu merupakan tanaman penyelamat dimusim kemarau karena tembakau tahan kering dan nilai jualnya menjanjikan. Dari pada lahan petani nganggur ‘bero’ tidak ditanami akibat krisis air lebih baik ditanami tembakau.

“Petani itu biasanya akan mencontoh temennya, kalau disitu diawali petani yang berhasil mereka akan berbondong bondong mencoba, rata rata psikologis petani di pacitan seperti itu, jadi dicontohi dulu, kalau sukses mereka baru mau bondong bondong ikutan tanam.”ungkapnya.

Yoyok berharap melihat fenomena seperti ini tembakau bisa digunakan penyelamat agar lahannya tidak bero di musim kemarau seperti sekarang.

“Kami berharap tembakau untuk pengembangan pendapatan alternatip bagi petani di musim kemarau. Timbang ora ditanduri mending ditanduri tembakau dengan catatan sesuai SOP dan kami siap lakukan pendampingan.”harapnya.

Untuk diketahui,data Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan Tahun 2022 luas tanam tembakau 271 hektar dengan produksi 300,54 ton.Sedangkan tahun 2023 target luas tanam 380 hektar.

Reporter/Penulis:Asri

Blog, Updated at: 12.52
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03