Sejumlah puskesmas yang melaporkan ditemukannya penularan antraks ke manusia tersebut antara lain puskesmas Sudimoro, Gondosari, Ketrowonojoyo dan Nawangan.

“Kasus ditemukan dari kunjungan pasien untuk pengobatan yang ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemologi ke lapangan.”katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr.Daru menjelaskan kasus penularan antraks yang ada tidak semuanya didahului dengan kasus kematian hewan namun semua kasus terjadi pada lingkungan yang banyak, berada dalam lingkungan ternak.”jelasnya.

Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan mengklaim kasus penularan antraks ke manusia yang terjadi tersebut semuanya tertangani dengan baik.

Ditambahkan dr.Daru hingga hari ini belum ditemukan kematian antraks pada manusia. Meskipun begitu warga dimohon untuk berhati hati dalam mengkonsumsi maupun berkegiatan yang berhubungan dengan hewan ternak.

“Antraks meski banyak yang terjadi sebatas antraks kulit saja, dan dengan pengobatan yang teratur, perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun dengan air mengalir setiap habis aktivitas diluar ruangan.”imbuhnya.

dr.Daru menerangkan jika bakteri sudah masuk dan berimigrasi ke pencernaan, pernafasan dan otak manusia menjadi bahaya yang menimbulkan resiko kematian jika tidak dilakukan pengobatan secara rutin, teratur dan berkelanjutan.

“Bakteri Bacillus Antraks sporanya mampu bertahan bisa sampai 60 tahun lebih di permukaan dalam tanah, maka hewan yang terinfeksi antraks harus dikubur dan dimusnahkan dengan SOP khusus.”terangnya

Sementara dalam kesempatan berbeda, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Tanaman Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan menjelaskan jika sampai saat ini hasil Uji Laboratorium belum diketahui.

“Kita masih menunggu hasil uji laboratorium bagi 6 manusia suspect antraks. Hasilnya belum kita ketahui positip atau negatip.”jelas drh.Kushandoko.

Reporter/Penulis: Asri