Pegeluaran Rumah Tangga Miskin Lebih Banyak Untuk Kebutuhan Makan Tapi Konsumsi Protein dan Kalori Lebih Rendah Daripada Rumah Tangga Kaya

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Senin, Februari 07, 2022

GrinduluFM Pacitan - Pengeluaran rumah tangga miskin di Kabupaten Pacitan cenderung lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan untuk makanan. Prosentase pengeluaran perkapita untuk makanan pada rumah tangga miskin berdasarkan rilis resmi Badan Pusat Statistik (BPS) (65,19 persen) lebih besar dibanding rumah tangga tidak miskin(55,34 persen).

Bagyo Trilaksono ,SP, MM Kepala BPS Kabupaten Pacitan, hal itu menunjukan karakteristik kesejahteraan rumah tangga miskin cenderung lebih banyak pengeluaran mereka untuk memenuhi kebutuhan untuk makan. Namun, dari rata rata konsumsi kalori dan konsumsi protein perkapita sehari lebih rendah dibanding penduduk tidak miskin (kaya).

“Memang betul, pendanaan orang miskin lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya mereka untuk makan. Namun dari kualitas yang dimakan belum sebaik orang tidak miskin alias kaya, sehingga protein dan kalori nya kurang. Bagi rumah tangga miskin yang terpenting mereka kenyang.”kata Bagyo

Di tambahkan Bagyo, rata rata konsumsi kalori perkapita sehari untuk penduduk miskin di Pacitan(1.528,72 kkal) lebih kecil dibanding penduduk tidak miskin(2.138,17 kkal. Sedangkan rata rata Konsumsi protein perkapita sehari untuk penduduk miskin(38,16 gram) lebih rendah dibanding penduduk tidak miskin(56,42 gram). Hal itu menunjukan asupan protein dan kalori penduduk miskin di Pacitan selama ini memang masih cukup rendah di bandingkan penduduk kaya.

‘Wajar saja jika pengeluaran penduduk miskin digunakan untuk makan sehingga tidak bisa penuhi kebutuhan lainnya selain bisa bertahan hidup.”terang Bagyo Kepala BPS Pacitan

Sementara rumah tangga lebih sedikit menggunakan pengeluaran untuk makan sebab rata rata pengeluaran rumah tangga kaya atau tidak miskin ini lebih banyak untuk kebutuhan barang mewah.

Untuk di ketahui, penjelasan teknis dna sumber data BPS untuk mengukur kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar baik komoditi makanan dan komoditi bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.

 

Editor: Asri N

Blog, Updated at: 07.15
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03