Awas! 50 Warga Kecamatan Pacitan Diserang Wabah Virus Cikungunya, Ratusan Juru Pemantau Jentik Diturunkan Ke Rumah Rumah

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Senin, November 01, 2021

Grindulu FM Pacitan - Sejak musim penghujan datang warga mulai diingatkan untuk waspada serangan nyamuk Aides Aygepthy. Pasalnya, gigitan nyamuk aides aygepthy tidak hanya menyebabkan Demam Berdarah saja akan tetapi yang patut diwaspadai satu lagi yakni penyakit Cikungunya.

Virus cikungunya ini menyerang dan menulari manusia juga melalui gigitan nyamuk Aides Albopictus. Umumnya nyamuk ini menyerang di siang hari. Namun gigitannya terjadi saat dini hari dan sore hari. “Nyamuk ini lebih banyak hidup dan berkembang biak di tempat yang dekat dengan manusia. Terutama di dalam ruangan. Nyamuk ini suka sekali mendiami sejumlah tempat seperti wadah penampungan air, bak mandi, pot bunga dan tempat minum burung.”jelas dokter Hendra Purwaka.

Setidaknya dalam sebulan Oktoober 2021 ini sudah ada warga yang terserang demam berdarah dan cikungunnya. Angka kasus yang masuk data Dinas Kesehatan sebanyak 50 orang terserang cikungunya dan 2 orang terserang demam berdarah. Angka itu masih data yang dilaporkan saja. Untuk yang tidak dilaporkan kemungiknan lebih banyak, sebab penularan virus cikungunya dan demam berdarah itu sangat cepat.

"Semua untuk penyakit yang berbasis lingkungan harus kita perhatikan di musim kemarau apalagi di musim penghujan. Kesiapan kita harus lebih waspada jelang musim hujan. Untuk DBD dan Cikungunya yang disebabkan nyamuk seperti malaria, demam berdarag dan cikungunya harus diwaspadai dengan tetap menjaga kebersihan lingkungan. Karena kita tahu semua, pacitan itu endemis demam berdarah.”kata dr.Hendra Purwaka, Plt.Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi,Senin(1/11/2021).

Sementara data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menyebutkan, virus cikungunya lebih banyak menyerang warga di wilayah Kecamatan Pacitan.

Dari sebagian warga yang terserang cikungunya tersebut diantaranya masih ada yang proses rawat jalan dan ada juga yang maish dirawat di rumahsakit. Sedangkan sebagian proses kesembuhan.

Untuk memutus mata rantai penyebaran, Dinas Kesehatan melalui Puskesmas menghimbau warganya untuk hidup bersih dan sehat. Koordinasi Kelurahan dengan dinas kesehatan dan pengurus lingkungan di gencarkan. Kerja bakti bersih lingkungan dan diturunkannya 600 kader petugas juru pantau jentik (JUMANTIK) se Kabupaten Pacitan dari pintu ke pintu di masing masing lingkungannya. Seperti tampak untuk wilayah Kelurahan Ploso, sejumlah jumantik keluar masuk pintu rumah warga untuk memeriksa jentik atau telur nyamuk. Hal itu tidak berlebihan karena terbanyak penderita cukungunya yang ditemukan ada di Lingkungan Kelurahan Ploso Pacitan.

“Ini kita melibatkan 600 kader jumantik di masing masing lingkungan untuk memantau jentik di setiap bak mandi rumah warga. Jika ditemukan telur nyamuk harus segera di basmi agar tidak berkembangbiak nyamuknya. Itu tugasnya jumantik.”tegas dokter Hendra. Para penderita cikungunya tersebut mengalami demam lalu timbul ruam ruam pada kulit, nyeri pada persendian dan tulang akibatnya mereka sulit beraktivitas.

“Proses penyembuhannya bervariasi. Ada yang butuh waktu hingga 1 bulan.”tutur dokter Hendra Wabah virus Demam Berdarah dan Cikungunya sering terjadi di Kabupaten Pacitan karena memang penyakit berbasis lingkungan itu sulit dihindari. Faktor lingkungan yang tidak bersih seringkali menyebabkan perkembangbiakan nyamuk aides aygepthy.

“Gejala gejala cikungunya, badan merinding kayak masuk angin, badan pada sakit, kaku di sendi-sendi, biasanya setekah diperiksakan baru ketahuan kalau itu penyakit cikungunya. Agar tidak terlambat selalu lah jaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Mencegah itu lebih murah daripada mengobati.”tutup dokter Hendra Purwaka Plt.Kepala Dinkes.

Editor : Asri Nuryani

Blog, Updated at: 14.08
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03