Grindulu FM, Pacitan - Petugas pelacak (Tracer) kontak erat dengan pasien Covid-19 yang ada di pacitan mengaku jika saat bekerja di lapangan mengalami kendala, salah satunya banyak ditemukan warga yang menolak untuk ditesting, mereka rata rata takut kalau di ‘Covidkan’, ada juga yang ogah untuk di Swab.
Kondisi itu menjadi salahsatu permasalahan terbanyak yang dilaporkan saat dilakukan evaluasi bulanan. Untuk ke enam kali evaluasi sejak angkatan Tracer 1 hingga tracer angkatan ke 9 persoalan warga menolak testing terus saja ada.
Tim evaluator dari BPBD, Bhabinsa, Babinkamtibmas dan Dinkes sama sama membenarkan testing masih menjadi momok warga. Tapi kalau traching, treatmen sudah tidak ada masalah hampir mendekati target.
Aris Istianah salah satu evaluator Dinas Kesehatan mengatakan, kendala di masyarakat untuk pemahaman Covid-19 memang belum optimal, ada yang sudah paham ada juga yang belum paham. Namun yang paling menjadi kendala ada yang menolak saat akan ditesting, apalagi kalau mau di swab warga kabur.
“Sasaran target hampir mendekati 100 persen untuk traching. Cuma untuk testing banyak warga yang menolak. Teman teman ini juga lakukan pemantauan kontak erat setiap satu kasus positip, 15 orang kontak erat harus di pastikan. “kata Aris Istianah.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Dianita Agustinawati perwakilan dari BPBD dalam tim evaluator tracer menjelaskan, pemantauan kontak erat pada pasien positip dibutuhkan sinergitas antara babinsa, babinkamtibmas dan kader tracer, semua dilakukan secara humanis.
Dari total tracer di pacitan capai 500-an orang. Mereka mewakili dari 24 wilayah puskesmas di Kabupaten Pacitan. Masing masing tracer tersebut memilik akun si lacak sehingga memudahkan tim evaluator untuk memantau dna komunikasi secara cepat.
“Plus minus nya hasil evaluasi sekiranya ada yang kurang diperbaiki ada yang baik ditambahkan. Misal soal jaringan internet itu hal yang wajar terjadi kita maklumi juga jika ada keterlambatan proses laporan.” Itulah yang kerap jadi kendala tracer.
Dalam tugas tracer intinya untuk mereview kembali dan memastikan kegiatan testing traching dan treatmen sudah dilakukan secara sinergitas. Sehingga setiap evaluasi didapatkan kepastian hasil yang keluar datanya berkualitas.
Editor : Asri Nuryani