6 Kebudayaan Pacitan Di Akui Kemendikbud Sebagai Warisan Budaya Tak Benda

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Agustus 19, 2021

Grindulu FM, Pacitan - Direktorat Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jendral Kebudayaan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI kembali memberikan anugerah bergengsi pengakuan warisan budaya tak benda untuk 3 kebudayaan pacitan di Tahun 2021 ini. Ketiga budaya pacitan yang dapat pengakuan sebagai warisan budaya tak benda tersebut adalah tetaken, brojo geni dan badut sirna purno. 
Heru Wiwoho Sekretaris Daerah Kabupaten Pacitan membenarkan perolehan pengakuan 3 budaya pacitan tersebut pada tahun 2021. Menurut Heru, ketiga budaya tersebut di usulkan tahun 2020 lalu. “Ini satu prestasi di pacitan yang mungkin kabupaten lain belum sebanyak di pacitan. Kita sudah ada 6 budaya lo yang dapat pengakuan, tahun sebelumnya budaya, kethek ogleng, ceprotan dan wayang beber.”kata Sekda Heru dengan raut wajah tampak bangga dan gembira.
Di tambahkan Heru Wiwoho, kedepan budaya budaya lain milik warisan pacitan juga akan di ikutkan. Saat ini sudah di siapkan narasi untuk dibuktikan jika budaya budaya tersebut benar benar ada di pacitan dan setiap tahunnya dileluri. “Kedepan kita gali lebih banyak budaya di pacitan yang penting kita bisa nulis narasinya untuk bisa buktikan budaya itu benar benar warisan budaya pacitan.”ujarnya.

 Selain itu Sekda HeruWi akan ber upaya perhatikan pelaku pelaku seni di pacitan agar lebih bisa membantu memberikan nama harum pacitan melalui potensi budaya. “Lama lama warisan budaya tak benda itu dapat penghargaan dari pemerintah melalui tangan tangan kreatif komunitas masyarakat untuk menjadikan kebudayaan itu berkembang dan memang pantas di akui oleh pemerintah dalam hal ini Kemendikbud RI bahwa budaya tak benda itu memang ada di pacitan.”tambah HeruWiwoho.

Kedepan lanjut Heru Wiwoho akan diadakan event lebih banyak untuk bisa memunculkan ke publik pacitan memiliki budaya tak benda yang sangat banyak sekali. Hanya saja, budaya tak benda itu memang tak banyak dikenal masyarakat karena jarang ada ivent. “Festival budaya tak benda itu perlu kita lakukan, ada agenda festival tapi kita lihat situasinya dulu. Kalau sudah berkembang tak perlu budaya tak benda itu di adakan festival atau ivent, cukup tinggal di beri binaan saja.”tutup Sekda Heru Wiwoho.

   Editor : Asri Nuryani

Blog, Updated at: 16.30
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03