Grindulu FM, Pacitan - Akibat sumber air semakin menyusut bahkan nyaris kering dua
desa yang berada diwilayah pacitan kota sudah meminta bantuan droping air
bersih dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Pacitan.
Permintaan droping air bersih di
bulan juli ini dibenarkan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Pacitan Aswin Rikha Wijaya Selasa(28/07/20)
Aswin Rikha Wijaya Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD |
Menurut aswin dua desa yang sudah
meminta droping air bersih tersebut Desa Mentoro dan Desa Kayen. Dua desa ini
bukan masuk peta zona merah kekeringan sebelumnya. Tapi karena memiliki
ketergantungan pada sumber air yang sudah mulai menyusut, dua desa inipun alami
krisis air bersih.
“Kurang lebih di desa kayen
terdampak kekeringan 55 kk dan desa mentoro 77 kk. Karena yang pertama tempat
tersebut sumber airnya sudah mati. Sedangkan warga di desa itu ketergantungan
pada sumber air yang saat ini mati. Kalau di desa kayen diduga matinya sumber
air gara gara disekitar sumber ada pohon sengon dengan ukuran besar besar. Sehingga
mengganggu ekosistem disekitar sumber. Itu bisa kok dilihat dengan kasat mata
airnya sudah habis.”Papar Aswin
Warga Mencari Air bersih Di Sumber Air (Belik) |
Sementara itu aswin mengatakan
untuk anggaran kedaruratan air bersih saat ini masih dianggarkan oleh APBD. Nilainya
Rp. 140 juta. Nilai itu masih sangat kurang jika diprediksi jumlah desa yang
akan meminta bantuan droping air bersih sesuai yang sudah dipetakan bpbd tahun
tahun sebelumnya. Anggaran itu lanjut aswin hanya bisa mencukupi untuk 3
kecamatan saja dalam kurun waktu sebulan.
Oleh karena itu aswin menggagas
solusinya jika prediksi kekeringan tahun ini lebih panjang disbanding tahun
tahun sebelumnya dengan menggunakan pihak ketiga bagi desa yang wilayahnya
sulit dijangkau. Selain itu menggunakan sumber air dari Gua di Kecamatan
Pringkuku , Punung dan Donorojo.
“Ternyata pacitan kawasan kars. Kemaren
didalam gua itu debit air 300 liter perdetik. Paling rendah 210 liter perdetik.
Untuk selisih dimusim kemarau tidak terlalu banyak. Kalau diangkat satu
kecamatan bisa tercukupi.”Jelas Aswin.
Sesuai prediksi BMKG kekeringan
tahun ini merupakan kering basah dalam artian kekeringan panjang. Sedangkan musim
saat ini tidak bisa diprediksi. Saat musim kering malah hujan terus. Sebaliknya
saat musim hujan malah kemarau tidak ada hujan. Meski permintaan droping air bersih
belum begitu banyak, BPBD sudah menyiapkan 5 armada berupa truk tangki untuk
menyuplai keperluan air bersih pada masyarakat.
BPBD juga akan memetakan wilayah
yang terdampak kekeringan dan krisis air bersih pada tahun ini untuk mengetahui
seberapa besar wilayah dan desa yang dilanda kekeringan. Harapannya dengan
kondisi musim kemarau tahun ini, kejadian kekeringan tidak separah tahun 2012
lalu.
Editor : Asri nuryani