Di Pacitan, Selama Tahun 2024 dan 2025, Ditemukan 3 Orang Penderita HIV Meninggal

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Senin, Desember 01, 2025

GrinduluFM Pacitan - Peringatan Hari Aids Sedunia tahun ini jatuh pada Senin, 1 Desember 2025. Mengiringi itu, selalu ada catatan yang membuat miris. Yakni penemuan kasus baru setiap tahunnya bertambah di Kabupaten Pacitan.

Sesuai Data Dinas Kesehatan Pacitan, hingga September 2025 tercatat 19 kasus baru, naik dari 12 kasus pada Mei. Selama setahun terakhir 2025, total ada 24 orang dengan HIV dan AIDS (ODHA). Sepanjang dua tahun sejak 2024-2025, diantara mereka tiga orang dinyatakan meninggal dunia.

Data memperlihatkan jumlah kasus baru terus bertambah setiap tahun. Hingga November tahun ini saja, ditemukan 24 kasus baru (ODHA).

“Selama tahun 2024 dan 2025 dari pasien baru HIV yang ditemukan terdapat 3 pasien yang meninggal,”kata dr Daru Mustiko Aji Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi grindulu fm.

Angka tersebut hanya fenomena gunung es angka pastinya bisa jadi jauh lebih besar. Sangat mungkin masih banyak kasus yang belum terdeteksi.

Meski begitu penemuan kasus baru ODHA ada manfaatnya dengan begitu Dinkes akan lebih mudah bergerak untuk memutus mata rantai penyakit tersebut.

Kesempatan beda Kepala Bidang P2P Dinkes Pacitan, Nur Farida, menegaskan bahwa kenaikan kasus karena perilaku berisiko yang berlangsung terus-menerus.

Dinkes kini memperkuat edukasi di kalangan remaja dan skrining di kelompok rentan. Kelompok rentan itu meliputi pekerja seks, klien PSK, LSL, waria, pengguna narkoba suntik, hingga bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV.

Sebagian besar kasus baru ditemukan pada laki-laki usia 25–49 tahun. Farida mengakui penularan sesama jenis masih menjadi faktor dominan. Yang memilukan penularannya mulai merambah ibu rumah tangga baik-baik ke anak akibat tertular suami suka “jajan”. “Setiap temuan baru langsung diarahkan menjalani terapi ARV untuk mencegah penularan lanjutan. “Pasien baru langsung kami on-kan ARV,” ujar drg.Farida.

Diketahui, perempuan mempunyai risiko akan tertular HIV tinggi dibanding laki-laki untuk sekali hubungan seksual dengan seorang pengidap HIV.

Walaupun saat ini terdapat lebih banyak kasus laki-laki pengidap HIV daripada perempuan. Kecepatan penyebaran pengidap HIV di kelompok perempuan lebih cepat daripada kelompok laki-laki.

HIV dapat ditularkan dari transfusi darah yang tercemar HIV bukan dari mendonorkan darah.

Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dan lain-lain) yang telah tecemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterlisasi terlebih dahulu.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 10.23
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03