Keakraban keduanya semakin terlihat dimata masyarakat Pacitan. Apakah pertemuan silaturahmi SBY ke rumah Gagarin, Kamis (25/9) sekedar mampir untuk makan siang ataukah tanda-tanda berkembangnya SBY condong mendukung Gagarin untuk bergabung ke Partai Demokrat semakin jelas?
Menurut Ahmad Munib Siradj Pengamat Politik di Pacitan, actor politik itu setiap langkahnya identik motif utamanya pasti politik. Meski dibungkus dengan berbagai tema dalam silaturahmi tersebut tidak mungkin bisa dilepaskan dari motif politik.
“Ini semacam negeri beliau jadi diharapkan sosok Gagarin ini tetap jadi benteng terkuat keberadaan politik partai demokrat di Pacitan pada Pemilu 2029,”katanya.
Munib Sirodj melanjutkan, secara sosial budaya silaturahmi itu tidak ada salahnya, dan itu merupakan ciri kuat yang dimiliki masyarakat pacitan, masih guyub, dan kuatnya gotong royong. Tetapi karena SBY merupakan actor politik di partai Demokrat sebagai Ketua Majelis Tinggi, silaturahmi itu bisa lebih identik dimaknai sebagai pendekatan politik.
Politik itu kan serba mungkin, artinya kemudian perlu pengenalan lebih dekat, apakah setiap tokoh politik lokal perlu dilakukan pendekatan, ini menjadi hal yang perlu dilakukan lanjut Munib Sirodj, untuk menentukan arah kemana atau siapa yang perlu diperjuangkan periode berikutnya atau Pemilu 2029 mendatang.
“Kemungkinan itu selalu ada dalam politik, dan beliau masuk salah satu yang punya potensi politik signifikan, sehingga jadi wajar Pak SBY Ketua Dewan Penasehat demokrat melakukan pendekatan kepada Gagarin,”lanjutnya.
Dihubungi terpisah, Gagarin Sumambrah “GS” mengatakan, kunjungan SBY ke rumah pribadinya di Lorok lebih karena adanya ikatan emosional. Karena punya nostalgia terkait Ayahnda SBY, Soekotjo, pernah menjabat Danramil Ngadirojo. Sehingga ungkap Gagarin, secara emosional masyarakat Lorok Ngadirojo dekat sekali dengan Pak SBY.
“Terimakasih atas kerawuhan Pak SBY, kami ucapkan syukur alhamdulillah, kami semua masyarakat Ngadirojo juga merasa gembira dapat kunjungan dari bapak sby sebagai pemimpin bangsa. Semoga kunjungan Pak sby menjadi berkah buat semuanya warga tlatah Lorok bumi Ngadirojo, dan masyarakat,”ucapnya.
Memang benar juga pepatah yang mengatakan "tak kenal maka tak sayang" memiliki makna bahwa rasa sayang, perhatian, dan pemahaman hanya akan muncul setelah seseorang mengenal atau memahami orang lain secara mendalam.
Dengan mengenal seseorang, akan dapat memahami karakter, kelebihan, serta kekurangan mereka, yang pada akhirnya dapat menumbuhkan empati dan ikatan emosional.
Reporter:Asri