Hal itu sebagaimana dikaatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, Kamis (5/6/2025).
Dari dulu hingga kini, sejumlah petani jagung di Pacitan memang belum menikmati harga jual ideal. Mereka masih menjual jagung kepada tengkulak atau pengepul di bawah harga pasaran.
“Kendala petani jagung di Pacitan saat ini, kurangnya alat pasca panen corn shealler, fluktuasi harga, pemasaran masih didominasi tengkulak atau pengepul,”ungkapnya.
Disebutkan, panen jagung Januari hingga Mei mencapai 9.776 hektar dari total tanam bulan Oktober hingga Februari seluas 10.675 hektar.
“Ini masih belum semua dipanen nggih,”ucapnya.
Adapun target tanam Oktober 2024 hingga Februari 2025 mencapai 8.769 hektar.
“Realisasi Oktober hingga Pebruari 2025, mencapai 10.675 hektar melebihi target,”tutupnya.
Reporter:Asri