Ulah Tengkulak dan Kurangnya Alat Pasca Panen Masih Jadi Kendala Petani Jagung

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Juni 05, 2025

GrinduluFM Pacitan - Ternyata petani jagung di Kabupaten Pacitan masih mengalami berbagai kendala seperti fluktuasi harga, kurangnya alat pasca panen Corn Shealler dan jeratan tengkulak atau pengepul.

Hal itu sebagaimana dikaatakan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan, Sugeng Santoso, Kamis (5/6/2025).

Dari dulu hingga kini, sejumlah petani jagung di Pacitan memang belum menikmati harga jual ideal. Mereka masih menjual jagung kepada tengkulak atau pengepul di bawah harga pasaran.

“Kendala petani jagung di Pacitan saat ini, kurangnya alat pasca panen corn shealler, fluktuasi harga, pemasaran masih didominasi tengkulak atau pengepul,”ungkapnya.

Upaya untuk mengatasi kendala, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sangat berharap bulog dapat membantu dalam penyerapan hasil panen petani, dan juga berupaya memenuhi kebutuhan petani untuk pasca panen sesuai kemampuan pemerintah.

Disebutkan, panen jagung Januari hingga Mei mencapai 9.776 hektar dari total tanam bulan Oktober hingga Februari seluas 10.675 hektar.

“Ini masih belum semua dipanen nggih,”ucapnya.

Adapun target tanam Oktober 2024 hingga Februari 2025 mencapai 8.769 hektar.

“Realisasi Oktober hingga Pebruari 2025, mencapai 10.675 hektar melebihi target,”tutupnya.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 14.50
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03