Puluhan Perempuan di Pacitan Terkena Kista Ovarium dan Serviks, Harus Lebih Peduli Kesehatan Reproduksi (Kespro)

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Mei 29, 2025

GrinduluFM Pacitan - Data Rumah Sakit Uumum Daerah dr Darsono Pacitan menyebutkan kunjungan pasien Poli Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) bagian layanan di rumah sakit yang menangani masalah kesehatan reproduksi wanita, termasuk kehamilan, persalinan, dan masalah lain terkait sistem reproduksi, sepanjang tahun 2024, yang terbanyak kista ovarium (kantong berisi cairan yang tumbuh di ovarium).

Seperti disampaikan Kepala Humas RSUD dr Darsono Pacitan, dr Johan Tri Putranto, selama 2024, berdasarkan kunjungan poli obgyn terkait penyakit repoduksi perempuan terbanyak masalah kista ovarium ada 73 pasien. Sedangkan 27 pasien perempuan terkena kanker rahim dan atau servik.

“Keganasan organ reproduksi lain terdapat 36 pasien, infeksi 9 pasien, jamur 1 pasien dan empat pasien perempuan alami kelainan menstruasi,”ungkap dr Johan Tri Putranto,  Rabu (28/5/2025).

Johan Tri Putranto Kepala Humas RSUD dr Darsono Pacitan mengingatkan, bahwa perempuan yang terkena kista ovarium itu memiliki gejala perut bagian bawah nyeri, perut kembung, haid tidak teratur, nyeri haid hebat atau nyeri saat berhubungan seks.

“Perlu dingat jika anda merasakan gejala-gejala yang mencurigakan segera konsultasikan dengan dokter untuk pemeriksaan penanganan yang tepat,”terang dr Johan.

Hari Kesehatan Perempuan Internasional setiap tanggal 28 Mei menjadi momentum penting untuk meningkatkan kesadaran pemerintah dan juga keluarga terhadap isu-isu kesehatan perempuan, baik dari segi fisik, mental, hingga hak-hak reproduksi.

Para perempuan di Pacitan sangat berharap besar terhadap akses layanan medis yang aman, dan juga perlindungan dari kesehatan berbasis gender.

Isu kesehatan yang dihadapi perempuan memang semakin kompleks dan suka tidak suka, masih sering terabaikan.

Isu yang saat ini hangat diperbincangkan sekaligus menjadi isu urgen kesehatan reproduksi perempuan diantaranya akses alat kontrasepsi, pelayanan persalinan yang aman, dan penanganan komplikasi kehamilan.

Karena kesehatan reproduksi perempuan menjadi pondasi bagi kesehatan keluarga, dan bangsa diharapkan Hari Kesehatan Perempuan International tiap tanggal 28 Mei ini bisa jadi pengingat bahwa kesehatan perempuan itu bukan hanya persoalan medis akan tetapi juga hak asasi manusia.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 12.50
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03