Pacitan Endemis, 559 Warga Pacitan Digigit Nyamuk DBD, Ratusan Lainnya Terjangkit Leptospirosis

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Selasa, November 19, 2024

GrinduluFM Pacitan - Daerah Endemis, 559 Warga Pacitan Digigit Nyamuk DBD, Penyakit Leptospirosis Mengintai Pacitan daerah endemis penyakit demam berdarah dengue atau lebih akrab disebut DBD.

Sepanjang tahun penyakit mematikan yang disebabkan nyamuk aedes aegypti ini selalu ditemukan kasusnya di Pacitan. Tidak pandang musim. Kondisi kemarau terik, kasus DBD di Pacitan justru bertambah banyak.

Buktinya, Januari hingga November 2024, data Dinas Kesehatan Pacitan mencatat 559 orang diserang nyamuk aedes aegypti.

Pasien komorbid alias punya riwayat penyakit bawaan meninggal setelah kena DBD sebab akan menjadi berat kondisi kesehatannya. Demam berdarah dengue penyakit yang dinamis dengan kondisi 1 dari 20 pasien infeksi bisa berlanjut menjadi berat bahkan mengancam kehidupan.

“Sepanjang tahun 2024 cuaca di Pacitan lebih banyak musim panas, namun kasus demam berdarah sepanjang tahun ini justru bertambah banyak capai 559 kasus. Angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2023 lalu sebanyak 297,”ucap dr. Daru Mustiko Aji Kepala Dinas Kesehatan Pacitan.

Demam berdarah lebih banyak muncul dimusim hujan. Tidak mau kecolongan seperti tahun tahun sebelumnya ditemukan korban meninggal karena telat dibawa ke pelayanan kesehatan, Kepala Dinas Kesehatan Daru Mustiko ajak media di Pacitan kompak bersama-sama sebagai tim promosi dinas kesehatan untuk mengingatkan warga tidak lengah dengan penyakit menular di musim hujan.

“Ini musim hujan, ada sejumlah penyakit yang tidak bisa dihindari seperti DBD, leptospirosis dan diare. Saya sangat memohon rekan-rekan media membantu kami mengajak warga untuk menjaga kesehatan lingkungan saat masuk penghujan ini agar demam berdarah di pacitan melandai,”ungkapnya.

Upaya yang dianggap paling jitu selama ini melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tapi sepertinya nyamuk aedes aegypti tak punya takut. Perkembangbiakan jentik nyamuk aedes malah merajalela. Setiap ada genangan air langsung dijadikan tempat perindukan.

“Karena itu kami dinas kesehatan beranggapan yang penting itu tetap kompak teman - teman media melakukan 3M tidak surut semangat agar kasus DBD melandai di pacitan. Foging bukan lagi satu-satunya jurus pamungkas.”lanjutnya.

Selain DBD, musim hujan sebagai daerah endemis penyakit yang harus diwaspadai warga di pacitan adalah leptospirosis dan diare.

Promosi kesehatan melalui media membuat tugas dinas kesehatan terbantu dalam merubah perilaku sehat masyarakat terutama cegah tiga penyakit endemis di pacitan masuk musim hujan.

Kenali vektor nyamuk aedes aegypti, bentuknya kecil dan memiliki warna belang hitam putih, hidup disekitar pemukiman dan bertelur di air yang tergenang atau air yang tertampung.

Menggigit dalam dua waktu, pagi hari 3-4 jam setelah matahari terbit serta sore dan menjelang senja, nyamuk dbd dewasa tinggal menetap di dalam rumah.

Data dinas kesehatan menyebutkan kasus warga di pacitan yang terpapar kencing tikus leptospirosis mencapai 258 orang dengan kasus terbanyak ditemukan di Ngadirojo sejumlah 112 orang.

Reporter: Asri

Blog, Updated at: 13.51
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03