Bunuh diri, self harm menyakiti tubuhnya sendiri dengan senjata tajam, kecanduan Hp, bullying menjadi tindakan yang tidak boleh ditinggal diam.
“Ada sekitar puluhan anak–anak yang butuh perhatian khusus dan lebih serius karena memiliki masalah psikologis, dari data anak yang datang konsultasi ke Netara Rumah Psikologi akhir–akhir ini.” katanya.
“Seperti emosinya anak tidak terkontrol marah tanpa sebab, menghindari dan menarik diri dari lingkungan.”lanjutnya.
Masalah psikologis pada anak-anak ini justru tampak dari usia SD, dimana rata-rata anak ketika masuk sekolah menemukan sesuatu yang real ada yang baik, nakal, kasar, lembut itu ternyata membuat anak kaget. Jika anak terbiasa dengan pola asuh yang baik dan dikuatkan oleh orang tua maka akan segera bisa menyesuaikan diri, tapi jika anak justru semakin tidak percaya diri, dan malah menarik diri dari lingkungan akhirnya lebih senang sendiri dengan main HP.
“Kalau orangtua justru membiarkan anak tidak memiliki teman sebaya hal ini justru semakin melemahkan mental anak, semakin besar anak, masalah semakin membesar jadi anak akan semakin sulit menyelesaikan masalah.” imbuhnya.
Kepada orang tua selalu disampaikan agar lebih rajin komunikasi dengan anak-anak nya dan memberikan pesan agar anak-anak nya mencari teman sebanyak-banyaknya, hindari pola asuh yang memanjakan, dorong anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. “Jangan orang tua yang selalu menyelesaikan masalah mereka.”ucapnya.
Laporan dari WHO, satu dari 7 anak berusia 10-19 tahun diketahui memiliki masalah psikologis. Dimana depresi, kecemasan dan gangguan perilaku merupakan salah satu penyebab utama penyakit serta gangguan mental di kalangan remaja.
Jayuk Susilaningtyas Kepala Dinas PPKB dan FPPA Pacitan mengatakan, dalam mencegah bullying mengklaim bersinergi dengan forum partisipasi masyarakat melakukan aksi terjun ke sekolah-sekolah dengan program Goes To School dalam rangka upaya penurunan angka perkawinan anak, dan kekerasan terhadap anak di lingkungan sekolah.
“Untuk sekolah yang belum, tetap kita jadwalkan, sampai triwulan 3 telah menyentuh 16 sekolah di 12 Kecamatan se-kabupaten pacitan dengan sasaran siswa maupun tenaga pendidik di masing-masing lingkungan sekolah setempat.”tutup Jayuk.
Reporter:Asri