Lima Hari Jelang Lebaran, Lapak Baju Pasar Minulyo Masih Sepi Pembeli

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Jumat, April 05, 2024

GrinduluFM Pacitan - Pasar Minulyo merupakan pasar tradisional percontohan di Pacitan dan merupakan pasar tradisional terbesar setelah pasar Arjowinangun,

Semua komoditas ada dan ditawarkan para pedagang, mulai kebutuhan pokok, sayur mayur, bumbu dapur hingga pakaian. Hanya saja kondisi pasar tradisional Minulyo semakin sepi meski lebaran tinggal lima hari lagi.

Kondisi ini sangat dirasakan para pedagang pakaian, begitupun pedagang jajanan lebaran ikut mengeluh sepi pembeli.

Di sepanjang los pedagang pakaian nyaris tidak ada pembeli. Hanya pedagang dan karyawan yang tampak duduk-duduk menata dagangan.

Indah Trisnawati salah satu pedagang pakaian di pasar minulyo mengaku baru tahun ini yang benar-benar dirasakan ngeri dengan sepinya pembeli.

“Ini perputaran uang kemana toh, kok nggak ada yang belanja ke pasar perputaran uang ini mandeg njegrek di mana. Tidak ada perputaran sama sekali.”ungkapnya.

Lanjut Indah, untungnya masih ada yang pesan sarung atau jilbab untuk parcel lebaran sehingga masih ada uang yang dibawanya pulang meski hanya sedikit semoga bisa mengembalikan modal dagang.

Pedagang mengaku stok barang sejak tahun lalu juga masih ada yang belum terjual. Kondisi sepinya pembeli di pasar tradisional minulyo dirasakan pedagang Indah sejak Covid-19 lalu dan sekarang malah lebih sepi lagi terutama lapak pakaian dan jajanan yang paling mengeluh.

“Kahanan lapak pakaian H-5 masih sepi, semakin tahun bukan semakin membaik tapi malah semakin sepi. “ungkap Indah.

Ada sedikit pergerakan di H-5 lebaran tapi masih sepi dibanding tahun sebelumnya. Biasanya sepekan lebaran itu pasar ramai karena tradisi prepekan. Ini malah semakin sepi.

“Apa mungkin sepinya pembeli pakaian lebaran ini dampak dari naiknya harga segala macam barang kebutuhan.”ucapnya.

Harapannya harga kebutuhan barang pokok semakin turun sehingga sebagian uang masyarakat digunakan untuk membeli pakaian.

Padahal kalau ramai, omset masuk kantong pedagang bisa capai puluhan juta rupiah, kali ini saking sepinya mau ngantongi sejuta saja sulit sulit ngeri.

‘Dampak sepi pembeli tahun ini, pedagang pakaian sulit balik modal padahal kita menjual pakaian ini butuh modal besar. Ya memang sih ada pakaian yang ambil dulu dari sales, tapi kira-kira nanti saya bisa bayar apa nggak ya dengan kahanan begini,”keluhnya.

Sepinya pembeli pakaian lebarandi pasar tradisional juga dikeluhkan Melin. Hingga lebaran tinggal lima hari ini masih saja sepi pembeli.

“Rasanya kalau ditanya ramaikah atau tetap sepi untuk penjualan pakaian lebaran di pasar tradisional tak jawab sepi sepi ngeriiiii,”ujar Melin.

Sepinya pembeli lebaran tahun ini tidak hanya dirasakan pedagang pakaian akan tetapi pedagang jajanan makanan kue kering juga sambat sepi. Pantauan Grindulu FM, Jumat 5 April 2024 tampak banyak tumpukan jejeran kue kering belum berkurang, los pakaian masih terlihat sepi.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 08.50
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03