Tingkatkan Kewaspadaan, Pacitan Beresiko Tinggi Tertular Penyakit Mulut Kuku Hewan Ternak

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Mei 12, 2022

GrinduluFM Pacitan - Kabupaten Pacitan disebut-sebut memiliki resiko tinggi untuk tertularnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak kambing dan sapi. Apalagi penularan penyakit hewan ternak PMK yang lagi ‘sexi’ menjadi perbincangan publik tersebut semakin mendekat dengan Kabupaten Pacitan. Untuk pacitan sangat beresiko sekali dari penularan PMK ini karena diketahui di pacitan itu untuk hewan yang rentan juga sangat banyak. Akses langsung ke pasar tetangga juga sangat tinggi, misal Pracimantoro. Kemudian lalu lintas ternak dan manusia juga tinggi sehingga pastinya nanti pacitan beresiko sangat tinggi.

“Seperti yang kita ketahui, kasus semakin mendekat yang dulu 4 kabupaten sekarang 7 kabupaten di Jatim, di Jawa barat sudah 3 kabupaten dan jawa tengah sepertinya juga sudah ada beberapa Kabupaten yang mulai tertular.”tambahnya

Hasil cek kesejumlah pasar hewan di Kabupaten Pacitan oleh petugas kesehatan hewan belum ditemukan penyakit yang mengarah ke PMK. Namun ada sejumlah hewan sapi yang dijual sakit Bovine Ephemeral Fever (BEF) atau demam tiga hari atau lebih akrab dikenal peternak dengan ‘Flu Sapi’.

“Ada yang saat dicek suhu, suhunya tinggi dan ternyata kena flu sapi, sudah kita obati, mudah mudahan lekas pulih. Dari hasil cek ke pasar hewan belum ada yang kita uji lab kan karena memang tidak mengarah ke gejala PMK.”ungkap dr.h Kushandoko

Sementara terkait potensi tingginya resiko pacitan tertular juga dibenarkan Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan Pamuji saat lakukan cek kesehatan hewan antisipasi PMK di Pasar Hewan Kabupaten Pacitan, Kamis(11/5/22)

Upaya antisipasi virus PMK masuk pacitan jelang idul adha, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian menggandeng bhabinsa dan bhabinkamtibmas untuk turun ke masing masing kandang ternak warga. Segera melaporkan jika ditemukan gejala gejala yang mengarah ke penyakit PMK.

“Peternak diminta tetap tenang, tetap berternak seperti biasa dengan meningkatkan upaya untuk memantau kondisi ternaknya. Kalau ada ternak yang tidka sehat segera dipisahkan dari kandang dan dilaporkan ke petugas untuk diperiksa.”jelasnya

Ditambahkan Pamuji, selama masih ada wabah PMK tersebut, diupayakan membatasi ternak masuk ke pacitan, syukur kalau tidak membeli ternak dari luar daerah, terutama daerah ditemukan kasus.

“Kalau tidak ada temuan semua masih bisa berjalan biasa. Hanya memang masyarakat diminta tetap tenang dan mewaspadai, kalau ada ternak yang menunjukan gejala segera dilaporkan untuk kita periksa.”ungkap Pamuji

Tidak berlebihan memang apa yang dikawatirkan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian sebab jika melihat kondisi fakta di lapangan. Untuk hewan ternak yang masuk pasar hewan di pacitan banyak yang tidak dilengkapi dengan surat sehat.

Hasil wawancara dengan pembeli di pasar hewan, Kamis(11/5/22) mereka mengaku membeli ternak berdasar pengamatan fisik tanpa ada surat sehat dari hewan asal yang ditunjukan pedagang.

“Dereng, kulo dereng mireng ada penyakit mulut kuku pada sapi, kulo tumbas sapi niki wau mergo cocok, mboten wonten surat sehate, ketawise sehat saking fisike. Kulo tumbas 18 juta kagem hajatan manten.”tutur Pak Ji warga Gemaharjo

Kondisi riil cerita pembeli tersebut tidak dibantah Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pamuji. Menurut Pamuji, memang masih diberlakukan toleransi untuk hewan ternak masuk pacitan masih ada yang tidak dilengkapi surat sehat dari daerah asal. Namun kalau hewan ternak yang keluar dari pacitan memang diberlakukan ketat harus ada surat sehat. Jika tidak, akan kesulitan saat ada pengawasan di perbatasan masuk wilayah berbeda.

“Mestinya hewan yang masuk ke pasar hewan pacitan juga harus diberlakukan sama ketatnya dengan hewan yang keluar dari pacitan. Pasalnya, Pacitan sangat dekat dengan pasar hewan besar Pracimantoro Jawa Tengah. Kelonggaran itu bisa fatal masuknya penyakit PMK ke pacitan. Parahnya lagi, kalau virus PMK masuk ke pacitan akan sulit untuk bebas. Butuh biaya besar dan dampak buruk pada ekonomi juga akan dirasakan sangat besar.”ujarnya

Salah satu upaya peternak untuk tidak mudah tertular dari virus PMK pada hewan ternak berkuku genap ini dengan meningkatkan pemberian pakan, kecukupan gizi ternak. Selain itu peternak di minta peduli mengenali gejalanya.

“Gejala klinis pada ternak hewan itu bisa menyerang hewan yang berkuku genap kambing, domba, sapi dan kerbau. Tanda paling nyata, hewan semakin kurus. Meski ini bukan zonosis tidak menular ke manusia tapi bisa menyerang kawanan dari ternak itu sendiri atau menular cepat ke ternak lain sekandang.”pungkas dr.h.Mia Rizky petugas cek kesehatan hewan

Editor: Asri

Blog, Updated at: 15.21
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03