Pancaroba Musim Penyakit, Ratusan Warga Pacitan Terserang Panas Demam

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, Mei 02, 2024

GrinduluFM Pacitan - Cuaca yang berubah ubah akan mengubah tekanan udara, suhu, serta komposisi udara. Hal ini akan menciptakan kondisi yang sesuai untuk tempat berkembangnya kuman dan virus di sekitar manusia.

Serangan kuman dan virus ditambah dengan daya tahan tubuh lemah akan menyebabkan seseorang mudah terserang penyakit di musim pancaroba.

Pancaroba musim penyakit, diseluruh Kecamatan di Kabupaten Pacitan terutama anak anak usia sekolah terserang penyakit demam panas.

Penularannya begitu cepat sehingga ratusan anak anak pelajar di sekolah dan usia dewasa ikut terserang penyakit saat Pancaroba.

Tidak heran, jika mulai Maret, April hingga Mei 2024 terjadi peningkatan jumlah pasien yang datang ke rumah sakit, puskesmas dan klinik kesehatan. Mulai dari usia bayi hingga orang dewasa keluhannya rata rata sama yaitu panas demam, batuk, pilek.

“Karena adanya Pancaroba peralihan musim, panas dan hujan tidak menentu mempengaruhi kondisi tubuh menjadi sakit, karena kita harus menjaga pola makan sehat, olah raga dan minum vitamin untuk kesehatan.”kata dr. Iman Dharmawan Direktur Utama RSUD dr. Darsono Pacitan saat dihubungi Kamis (2/5/2024).

Tak Cuma bagi orang yang punya daya tahan tubuh rendah, orang yang memiliki alergi juga berpotensi terswerang penyakit berat di musim pancaroba. Karena saat panacaroba harus menjaga tubuh agar daya tahan jadi lebih kuat dan tka mudah terserang penyakit.

“Kebutuhan mineral dan vitamin harus tercukupi, maka daya tahan tubuh meningkat dari berbagai penyakit di musim pancaroba,”lanjutnya.

Paska lebaran pertengahan April 2024, pelayanan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Darsono Pacitan membludak dengan keluhan panas demam. Tak hanya di RSUD saja akan tetapi layanan klinik kesehatan dan Puskesmas pun juga penuh kedatangan pasien.

Data Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menyebutkan penderita DBD di wilayah Pacitan terus bertambah.

“Hingga April tercatat 287 penderita DBD, angka ini diperkirakan terus bertambah mengingat itu hanya jumlah angka yang di laporkan ke dinas kesehatan, yang tidak dilaporkan kemungkinan juga banyak.”ucap Daru Mustiko Aji Kepala Dinas Kesehatan Pacitan.

Dianggap, perilaku penghuni kos kosan berpotensi memfasilitasi berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti penyebab DBD.

Sering terlupakan penghuni kos dengan kebiasaan membeli minuman dan makanan kaleng atau botol setelah habis isinya dibuang begitu saja padahal wadah tadi itu bisa saja menampung air yang kemudian menjadi tempat jentik nyamuk.

Selain itu kamar kos kosan identik dengan baju menggantung yang ikut berpotensi sebagai sarang nyamuk dewasa.

Dihimbau dengan banyaknya warga Pacitan yang sakit bersamaan kali ini, termasuk penghuni kos aktif menjaga kebersihan lingkungan.

“Walaupun satu wilayah sudah menjaga betul kebersihan lingkungan tetap beresiko jika salah satu warganya ada yang tidak peduli. Karena satu wilayah tidak bergerak bersih lingkungan akan menjadi sumber penyakit.”ujarnya.

Dalam sebulan terakhir, ratusan warga di Pacitan terserang panas demam, bahkan para murid ikut menjadi sasaran bakteri dan virus dampak Pancaroba.

Tidak sedikit bulan April hingga awal Mei, pelajar yang meminta ijin tidak ikut proses belajar mengajar karena harus mendapat perawatan di rumah sakit, puskesmas maupun di klinik kesehatan swasta.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 14.01
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03