Wabup Gagarin Target Tekan Angka Stunting di Pacitan Hingga Nol Koma Sekian Persen

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Kamis, April 14, 2022

GrinduluFM Pacitan - Data stunting di Kabupaten Pacitan 3905 balita. Dari jumlah tersebut tertinggi di Kecamatan Pacitan. Jika dilihat jumlah, memang tertinggi Kecamatan Tulakan akan tetapi jika dilihat prosentasenya yang tertinggi justru Kecamatan Bandar.

Ketua Percepatan Penurunan Stunting Kabupaten Pacitan Gagarin mengatakan, jika melihat kondisi Pacitan masih ditemukan balitanya stunting, setelah adanya nota kesepahaman (MOU) percepatan penurunan stunting diharapkan tahun depan angka stunting tidak hanya 1 sekian persen akan tetapi harus di angka 0 koma sekian persen.

“Target, harapan saya menekan angka stunting itu 0 koma sekian persen tidak hanya 1 koma sekian tapi 0 koma sekian persen.”katanya

Untuk jangka pendek ada sejumlah aksi yang disiapkan tim percepatan penurunan stunting untuk dilaksanakan. Supaya penyelesaian stunting lebih cepat tertangani dipilih 10 desa sebagai titik focus. 10 desa tersebut ada di Kecamatan Nawangan, Bandar, Sudimoro, Tulakan dan Tegalombo.

“Data dari 10 desa itu ada potensi dan ada sudah terjadi posisi balita stunting sekitar 10 ribu 375, yang tertinggi Kalikuning. Lalu kenapa ini kita lakukan supaya focus penyelesaian secara bertahap dan komprehensif.”ungkap Gagarin

Tim percepatan penurunan stunting tersebut tidak hanya menangani keadaan yang sudah terjadi, akan tetapi mulai dari balita yang berpotensi. Bahkan remaja putri sebagai calon ibu sudah menjadi sasaran sosialisasi akan pentingnya kesehatan reproduksi untuk melahirkan.

Ketua percepatan penurunan stunting Kabupaten Pacitan Gagarin menambahkan, setelah adanya rembug stunting dengan melibatkan seluruh elemen masyarakat angka stunting 14 persen untuk tahun 2021 bisa di tekan lebih rendah lagi pada tahun 2022. Untuk menurunkan angka stunting sesuai target harapan Pemkab gelar rembug stunting yang dibuka langsung Bupati Indrata Nur Bayuaji di Gedung Karya Dharma, Kamis(14/4/22).

Sementara dalam kesempatan yang sama Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji mengatakan penyelesaian stunting di pacitan itu diperlukan kerja bareng maka sebelum kerja bareng itu diperlukan kesadaran bersama.

Dilanjutkan Bupati Aji, stunting itu tidak berbahaya karena stunting ini tidak seperti penyakit kronis maka dianggap biasa, opini seperti ini yang menurut Bupati berbahaya.

Stunting pernah menjadi masalah yang mendapat perhatian khusus Kementrian Kesehatan. Stunting salah satu penyakit gizi kronis yang menjadi penyebab tinggi badan anak terhambat. Stunting itu mulai terjadi saat anak masih dalam kandungan dan terlihat saat mereka memasuki usia dua tahun.

“Stunting bisa dicegah sejak dari masa paud, ya remajalah, setiap hari makan daging sapi, saya yakin betul stunting tidak akan terjadi. Yang berat itu bagi kita untuk beli sapinya. Nah.., ini tugas pak sekda bagaimana perekonomian di pacitan bisa membaik, sehingga kalau isi dompet masyarakat pacitan tebal, bisa untuk beli daging sapi setiap hari.”pungkas Bupati Aji di ikuti tawa dan tepuk tangan dari peserta rembug stunting.

Editor:Asri N

Blog, Updated at: 15.10
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03