Jemparingan, Panahan Tradisional Belum Populer Di Pacitan, Kepala Disparpora Turmudi: Perlu Didukung

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Selasa, Maret 22, 2022

GrinduluFM Pacitan - Jemparingan, panahan yang menggunakan alat busur dan panah, jenis olah raga tradisonal yang belum populer di Pacitan ini sebenarnya banyak peminat. Namun karena tidak tahu di Pacitan ada wadahnya, penghobi panah di Pacitan yang ikut latihan baru 30an orang. Dua puluh diantaranya atlit panahan.

Jemparingan Panahan tradisional ini merupakan warisan budaya leluhur yang perlu dilestarikan. Namun tampaknya, panahan tradisional jemparingan ini masih menjadi nomer kesekian bagi Pemerintah Daerah terutama dari gelontoran anggaran.

Dikatakan Hernawan Ketua Jemparingan Panahan Tradisional Kabupaten Pacitan, meski belum mendapatkan kategori populer di hati masyarakat maupun Pemerintah Daerah, akan tetapi olah raga tradisional ini pernah mengharumkan nama daerah. Bahkan diklaim sudah melahirkan bibit-bibit atlit panahan yang berprestasi.

Entah kenapa, lanjut Hernawan, beberapa tahun latihan jemparingan panahan tradisional di Pacitan vakum. Tapi, mulai tahun 2019 panahan tradisional ini kembali digeliatkan sampai sekarang.

“Kemaren kita ikut lomba panahan tradisional jemparingan di Tawangmangu, tanggal 20 Maret 2022 JMG Pacitan mengirimkan 10 atlet. Meski belum raih juara, setidaknya menunjukan di Pacitan eksis. Kalau soal tidak juara, itu mungkin nasibnya saja belum juara.”kata Hernawan sambil ketawa

Ditambahkan Hernawan, jemparingan panahan tradisional ini beda dengan perpani. Kalau perpani lebih ke prestasi tapi kalau panahan jemparingan lebih ke pelestarian budaya.

Alat yang digunakan panahan jemparingan ini terbuat dari kayu bambu, dipanahkan jarak 30 meter, mengacu panahan keraton Jogjakarta. Adapun ciri khasnya, setiap ikut ajang lomba panahan jemparingan, peserta harus memakai baju adat jawa. Seperti blangkon dan baju lurik atau busana ala keraton.

Nasib panahan tradisional di Pacitan yang belum tersentuh Pemerintah Daerah, Menurut Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan olahraga Kabupaten Pacitan Turmudi perlu didukung. Sebagai warisan budaya, panahan jemparingan memang mau tidak mau harus diuri-uri di Pacitan.

“Jadi kalau itu, saya sangat apresiasi, sebab kebudayaan kita ini harus dipertahankan kelestariannya. Mau tidak mau kita juga harus mensuport atau memberikan dukungan lebih lah terhadap budaya warisan leluhur. Jadi kita sudah dengar kalau ada panahan itu berkibar di Provinsi Jatim, baik itu perpani maupun jemparingan. Dua-duanya bisa kita apresiasi. Nanti kita coba lah untuk memperhatikan.”ungkap Turmudi

Saat ini, memang Panahan tradisional belum digandeng oleh Pemerintah Daerah sebab Panahan tradisional ini memang belum memiliki naungan. Masih proses perizinan. Tapi untuk upaya mendapatkan perhatian daerah, kata Hernawan ada rencana akan bergabung dengan Komite Olah raga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Kabupaten Pacitan.

Panahan tradisional ini kalau mendapatkan sentuhan serius dari pemerintah dan kerjasama dari penghobi panahan di Pacitan, bisa diyakini menjadi kegiatan yang dapat mendatangkan pengunjung wisata ke Pacitan. Bahkan kalau di wilayah Jawatengah panahan jemparingan sudah masuk sekolah. Menjadi salah satu ekstra kurikuler sekolah dan Pondok Pesantren.

“Panahan tradisional itu tanpa pelatih. Latihan sendiri sendiri. Karena memang ini olahraga hobi. Latihan kita di pacitan itu di kawasan Baleharjo. Kalau tahu di pacitan ada wadahnya akan dicari.” pungkas Hernawan yang juga sebagai tenaga pendidik di SMPN 1 Kebonagung

Editor: Asri N

Blog, Updated at: 13.30
Tinggalkan komentar positif Anda di sini
03