Grindulufm.co.id - Sudah sejak awal Desember 2015 hingga Maret 2016
diprakirakan cuaca lautan di pacitan sedang tidak bersahabat bagi nelayan. Bahkan selama tiga
bulan tersebut merupakan musim baratan. Dampak terbesar dari musim baratan adalah
terhadap nelayan. Produksi ikan di perairan laut pacitan saat ini turun drastis. Menurut Bambang Marhaendrawan Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan Pacitan :
penurunan ikan dipacitan mencapai 80 persen.
Foto ilustrasi |
Seperti diketahui, selama musim baratan, kapal kapal
besar yang berukuran 5 hingga 30 GT memilih menepi dan menyandarkan kapalnya.
Mereka tak mau berspekulasi dengan ancaman nyawa melihat kondisi angin
kencang, arus dan gelombang tinggi. Jika sehari dalam musim normal bisa panen
hingga 100 ton. Sekarang ini untuk
mendapatkan 5 ton saja sangat kesulitan.
Kepala
Bidang Pengelolaan Sumberdaya Kelautan, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)
Kabupaten Pacitan, Bambang Mahaendrawan, mengatakan, musim baratan memang menakutkan
bagi kapal-kapal besar untuk tetap melaut. Meski ada yang masih nekat, itupun
hanya kapal lokal yang kecil-kecil. Tidak heran jika beberapa bulan terakhir
ini, sulit pasokan ikan laut didapat, bahkan harganya juga melambung.
Dipredikasi,
puncak musim ikan baru akan dimulai pada
bulan Mei mendatang, inipun jika cuaca periaran laut Pacitan sangat bersahabat
untuk melaut. Untuk
diketahui, nelayan lokal di Pacitan tercatat oleh Dinas Kelautan dan Perikanan sebanyak 2000 orang lebih.
Dari jumlah tersebut, mereka mengoperasikan sebanyak 1.519 unit kapal
berkapasitas 3 GT kebawah hingga 5 Gt keatas.
(Asr)